Selasa, 13 Oktober 2015

Ikonoklasme


Ikonoklasme berasal dari bahasa yunani yang berarti penghancuran gambar-gambar. Dalam konteks Gereja, Ikonoklasme berarti penghancuran terhadap Ikon atau gambar-gambar suci. herakan ini menolak penggunaan gambar-gambar dalam ibadah Kristiani dan akibatnya sempat mengacaukan kerajaan Bizantin sekitar tahun 752-843. Pada tahap pertama, ikon-ikon dihancurkan karena dianggap kafir dan tidak sesuai dengan iman kristiani serta menjadi sandungan bagi orang-orang yahudi dan Islam. Dari biara St. Sabas dekat Yerusalem, St. Yohanes Damascenus (675-749) mengajarkan bahwa penggunaan gambar-gambar untuk menghadirkan Kristus dan orang-orang kudus adalah konsekuensi dari inkarnasi.Sesudah Ikonoklasme diterima oleh sinode heria (753) yang bersifat bidaah, Konsili Ekumenis Nikea II (787) mengembalikan gambar-gambar dan penghormatannya.

Tahap kedua krisis itu (814-843), ikon dapat diterima untuk kepentingan pengajaran, tetepi tidak cocok untuk ibadah secara umum. Oleh karena itu, Ikon-ikon dikeluarkan dari Gereja dan para biarawan dianiaya dan dibunuh oleh para pendukung Ikonoklasme. Pembela utama lainnya yang mempertahankan ikon ialah St. Theodorus (759-826). sebagai tanda dari akhir perselisihan ini, diadakan pesta Ortodoksi, yang masih dirayakan di Gereja Timur pada hari minggu pertama Prapaska.

Sumber: Gerald O' Collins & Edward G. Farrugia. 1996, Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 111-112.

0 komentar:

Posting Komentar