Pada tahun 660 ia memberanikan diri kembali ke Inggris untuk menyapu
bersih adat istiadat kafir yang ada di sana. Karena pandai dalam hukum
dan tata cara liturgi Romawi, Raja Alcfridus dari Deira memberinya dana
untuk mendirikan sebuah biara baru di Ripon. Dari biara inilah ia
menerapkan aturan hidup membiara Santo Benediktus yang dikenalnya ketika
belajar di Roma. Tak lama kemudian, ia ditahbiskan menjadi imam oleh
Santo Agilbertus, seorang uskup berkebangsaan Prancis yang bekerja di
wilayah Saxon Barat.
Di
Inggris bintang Wilfridus semakin bersinar terang. Situasi Gereja pada
masa itu kacau balau karena perpecahan di kalangan umat. Oleh karena itu
sebuah sinode diselenggarakan di Whitby, tepatnya di biara Santa Hilda,
untuk menyelesaikan pertikaian pendapat antara kelompok yang mengikuti
kebiasaan liturgi Keltik dan kelompok yang mau mengikuti tata cara
liturgi Romawi. Kebiasaan liturgi Keltik telah menyebarluas dan
dipraktekkan di semua wilayah Inggris dan berbeda sekali dengan tata
cara liturgi Romawi dalam hal-hal seperti: tanggal hari raya Paskah,
Upacara Permandian, dan upacara-upacara lainnya. Wilfridus dengan gigih
memperjuangkan penerimaan dan pemakaian tata cara liturgi Romawi. Ia
berhasil mempengaruhi Raja Oswy dan mendesak dia untuk mengakui dan
menerapkan di seluruh Inggris aturan liturgi yang berlaku di seluruh
Gereja Latin.
Pada tahun yang sama (664), Wilfridus ditahbiskan menjadi uskup untuk
dioses York di Compiegne, Prancis oleh Santo Agilbertus. Tetapi karena
ia terlambat datang ke York setelah pentahbisannya, Raja Oswy
mempercayakan keuskupan York kepada Chad. Wilfridus tidak mau
mempermasalahkan hal ini; sebaliknya ia pergi ke biara Ripon sampai
Santo Theodor, Uskup Canterbury, mendesak Chad turun dari takhta pada
tahun 669. Sejak itu, Wilfridus menduduki takhta keuskupan York dan giat
melaksanakan tugas kegembalaannya. Ia giat memperkenalkan dan
menerapkan tata cara liturgi Romawi di seluruh keuskupannya.
Tetapi dalam usahanya itu, ia terus menerus menghadapi berbagai masalah.
Theodor, didukung oleh Raja Egfridus, pengganti Oswy, berusaha membagi
wilayah keuskupan York sebagai protes terhadap kebijakan Wilfridus
menerapkan tata cara liturgi Roma di keuskupan York. Wilfridus berangkat
ke Roma untuk melaporkan langsung masalah itu kepada Sri Paus Agatho
(678-681). Paus mendukung Wilfridus dan mempersalahkan Theodor dan Raja
Egfridus. Namun Egfridus tidak menerima apa yang diputuskan Paus Agatho.
Oleh karena itu, Wilfridus pergi ke Inggris Selatan dan selama 5 tahun
bekerja di sana di antara orang-orang Saxon. Baru pada tahun 686 ia
didamaikan dengan Theodor dengan bantuan Raja Aldfridus, pengganti
Egfridus. Namun pada tahun 691, Wilfridus sekali lagi dibuang karena
tidak menyetujui pembagian wilayah keuskupan York. Karena itu pada tahun
704, Wilfridus sekali lagi pergi ke Roma untuk melaporkan masalah itu
kepada Sri Paus Yohanes VI (701-705).
Paus menganjurkan agar segera diadakan suatu sinode di Yorkshire untuk
mencari jalan terbaik bagi masalah itu. Sinode akhirnya mencapai
kesepakatan yaitu bahwa Ripon dan Hexham dipercayakan kepada pelayanan
Wilfridus.
Wilfridus meninggal dunia sementara dalam suatu
kunjungan pastoral di biara Santo Andreas, di Oundle, Northamtonshire
pada tahun 709.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/kalender/12Okt.html
0 komentar:
Posting Komentar